John Perkins dalam buku Confessions of An Economic Hit Man mengatakan
bahwa dunia ini dikuasai oleh golongan orang yang terdiri dari
korporasi ekonomi, lembaga-lembaga keuangan internasional dan
pemerintah-pemerintah negara maju. Dia memperkenalkan istilah
korporatokrasi bagi kelompok ini.
Apa yang dimaksudnya
adalah bahwa korporasi ini masuk ke negara-negara berkembang kaya
sumber daya minyak dengan menyewa tenaga-tenaga profesional yang
disebut sebagai economic hit man. Mereka akan memberikan
perkiraan/prospek ekonomi dengan ekonometrik dan GNP yang punya grafik
tinggi, demi peluang memenangkan proyek-proyek dalam negeri tersebut.
Jika mereka berfokus pada perusahaan minyak, maka mereka akan memberikan
gambaran tentang prospek ekonomi yang mengarah kepada pembangunan
infrastruktur bagi pertambangan minyak. Dengan demikian, pembangunan
infrastruktur dan bangunan tersebut akan diarahkan kepada korporasi asal
negara sang economic hit man. Artinya, uang akan tetap mengalir kepada
negara pengutus economic hit man.
Selain itu, pengucuran
dana yang sering disebut bantuan yang sebenarnya adalah pinjaman lunak
akan ditawarkan demi pembangunan infrastruktur dan bangunan tersebut.
Dengan pemberian bantuan tersebut, negara bersangkutan akan tergantung
kepada si pemberi bantuan dan karenanya akan juga mengalami kesulitan
dalam pembayaran hutang. Nah, akibatnya kebijakan2 dalam bidang lain
dari negara tersebut akan mudah dikembalikan negara pengutang. Dapat
dipastikan, keberhasilan korporatokrasi tersebut akan menghancurkan
ekonomi negara tersebut dan bahkan juga aspek lain. Jika pendapatan
negara dihabiskan untuk membayar hutang, maka akan sangat sedikit dana
yang bisa dikucurkan bagi pendidikan, pengentasan kemiskinan dan
penciptaan lapangan pekerjaan.
Di era tahun 70-an economic
hit men datang ke Indonesia menawarkan pembangunan kelistrikan (dalam
hal ini bekerja sama dengan PLN). Dengan prospek ekonomi yang diduga
akan baik setelah kelistrikan baik, maka mereka dimintai untuk
mengadakan pembangunan infrastruktur tersebut yaitu oleh para
kontraktor negara mereka, salah satu yang disebutkan Perkins adalah
korporasi MAIN dari Amerika Serikat.
Di negara lain, hal
serupa terjadi. Di Arab Saudi, pasca penaikan harga minyak tahun 80-an
negara Saudi tersebut mengalami keuntungan besar dengan kebijakan
minyaknya. Tapi kemudian Amerika Serikat mendekati Saudi dan
menjanjikan modernisasi di negara tersebut jika menyediakan secara
tetap cadangan minyak bagi keperluan Amerika Serikat. Masuknya economic
hit men ke negara tersebut memang menimbulkan pembangunan yang cukup
tinggi ala Amerika. Namun, tetap saja uang Saudi tersebut kembali ke
negara AS melalui kontraktor AS yang bekerja di sana. Di negara Iran,
hal serupa mau diterapkan para korporat ini, namun mengalami kegagalan.
Ini
buku yang sangat baik, mencerahkan dan memberi wawasan baru bagi para
pembacanya. Kesan ilmiahnya tidak perlu terlalu diragukan karena buku
ini adalah confession : sebuah pengakuan dari orang yang telah pernah
mengerjakannya. John Perkins dulunya adalah seorang economic hit man.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar